Latest Post

3/02/2018
[full-post]

Title Ebook Size Pengarang/Penerbit View Download
38 Jawaban SEO 783 KB Edmund NG & Suwandi Chow Lihat dulu sebelum mendownload Jika ebook ini yang anda butuhkan, anda bisa mengunduhnya pada link unduh yang disediakan
Ebook ini dibagikan secara gratis oleh Edmund NG & Suwandi Chow Dengan ukuran file yang ringan, memungkinkan hrdisk anda bisa lebih hemat menampung file ebook ini 38 Jawaban SEO yang harus anda ketahui Kalau Mau Website muncul di Halaman Pertama Search Engine Google, Alexa, Yahoo, dan MSN. Lihat Ebook Unduh File Ebook

3/01/2018
[full-post]

Title Ebook Size Pengarang/Penerbit View Download
25 Kesalahan Fatal Pebisnis Online & Cara Menepisnya 2.95 MB LendraAndrian.com Lihat dulu sebelum mendownload Jika ebook ini yang anda butuhkan, anda bisa mengunduhnya pada link unduh yang disediakan
Ebook ini dibagikan secara gratis oleh LendraAndrian.com Dengan ukuran file yang ringan, memungkinkan hrdisk anda bisa lebih hemat menampung file ebook ini Wajib diketahui oleh pebisnis online baik pemula maupun yang sudah master di dunia bisnis online. Lihat Ebook Unduh File Ebook

3/01/2018


Pernah nggak membaca surah al-Waaqiah ayat 77-79?

Dalam surah itu dinyatakan "Kemuliaan Al-Qur'an, Kitab ini terpelihara dengan baik, dan tidak ada yang dapat menyentuh (hakikatnya) kecuali mereka yang disucikan" (QS. al-Waaqiah 56:77-79).

Pernyataan dari ayat tersebut jelas sekali bahwa mereka yang dapat memahami hakikat al-Qur'an hanyalah mereka yang disucikan hatinya oleh Allah SWT. Tidak semua yang mengerti bahasa Arab dapat memahami al-Qur'an.

Sementara ini mayoritas ulama menyatakan arti ayat 79 di atas, itu berbeda dengan paham yang seharusnya diyakini. Mereka mengatakan bahwa ayat tersebut mengandung arti bahwa jika kita menyentuh al-Qur'an sebaiknya dengan bersuci (berwudhu) terlebih dahulu. Jika benar demikian yang dikatakan para ulama seprti itu makna dari ayat tersebut, maka betapa rendahnya bahasa al-Qur'an itu...


Sumber : facebook.com

3/01/2018


“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.”  (Al-‘Alaq 96:6-7)

Manusia itu pada dasarnya suka melampaui batas karena memandang dirinya serba cukup, kaya dan tidak membutuhkan orang lain. Padahal mau makan, mau minum, meski kita punya banyak uang kalau nggak ada yang namanya petani dan tukang gali sumur rasanya akan sangat susah untuk mendapatkan makanan dan minuman itu. Bagaimana pun kita tidak bisa hidup sendiri karena kebutuhan hidup manusia serba kompleks, perlu banyak tangan-tangan manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia  yang serba kompleks itu. Bagaimana pun hebatnya kita, kita tetap saja membutuhkan orang lain untuk mengisi kehidupan kita, dan hubungan kita kepada sesama manusia tidak bisa dihindari.

Lalu, bagaimana hubungan kita kepada Tuhan, Dialah yang menciptakan kita, seharusnya kita benar-benar menghamba dan mengabdi semata-mata hanya kepada-Nya. Namun sebagian orang karena bertentangan dengan keinginannya lalu tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata, padahal tadinya dia hanyalah setitik mani yang hina yang tidak ada apa-apanya.

“Dia telah menciptakan manusia dari mani,tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.” (An-Nahl 16:4)

Ayat ini menjelaskan bahwa manusia itu betapa congkaknya ia, ia tidak mengakui siapa yang menciptakan-Nya lalu berdasarkan keinginan nafsunya ia malah memilih yang lain untuk diakui sebagai tuhannya, tuhan yang tidak mampu menolong dirinya sendiri. Betapa bodohnya manusia, dimanakah mereka menaruh akalnya, tidak berpikirkah ia kalau apa yang mereka persangkakan sebagai tuhan itu adalah sesuatu yang amat sangat lemah. Karena sangking lemahnya ia sehingga ia tidak mampu menyelamatkan dirinya dari hukuman manusia itu sendiri. Lihatlah Yesus yang dianggap sebagai tuhan oleh kaum Nasrani, karena sangking lemahnya ia sehingga ia tidak mampu menolong dirinya dari kayu salib, kelemahannya itu menandakan bahwa dia juga adalah seorang manusia seperti kita dan bukan tuhan.

“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.”

Para pembaca yang budiman, ayat ini sepertinya hendak menunjukkan kepada kita bahwa manusia itu juga fana, berumur terbatas dan sangat lemah, dan dia (Yesus) juga adalah manusia yang butuh oksigen untuk hidup, dia juga adalah manusia yang sudah ditentukan rezki dan ajalnya, dan ketetapan Allah itu berlaku kepada seluruh manusia hingga akhir zaman. Kata tanah menunjukkan sesuatu yang sangat kecil, merupakan tumpukan dari debu-debu yang relatif kecil dari barang yang besar, apalagi mau dibandingkan dengan dunia dan seisinya. Ayat ini membantah ketuhanan Yesus bagi kaum nasrani dan membantah orang-orang Islam yang masih beranggapan bahwa Isa al Masih diangkat ke langit dengan tubuh kasarnya yang butuh oksigen.

“(Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya.” (Ali Imran3:55)

Ayat ini menjelaskan bahwa Isa al Masih akan sampai kepada ajalnya, maksudnya akan wafat seperti lazimnya manusia pada umumnya terkena sunnatullah kematian. “Setiap nafas (yang berjiwa) akan menghadapi kematian.” (Ali Imran 3:185). Setalah itu barulah Isa diangkat ke sisi-Nya, pengertian ini juga tidak menggambarkan kalau Isa al Masih di angkat ke langit melainkan yang diangkat adalah derajatnya, itu sebagaimana penjelasan Irene Handono pada majalah ALKISAH No. 26/19 Des. 2005 – 1 Jan. 2006 yang menyatakan bahwa penggunaan kata “rafa’a” seperti yang kita temui dalam surah Al-Mujadilah ayat 11 “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” Makna pengangkatan yang sama juga diberikan kepada Nabi Idris dalam surah Maryam ayat 57.

Selain itu ada juga anggapan jika Nabi Adam as. tidak memkan “buah larangan” maka beliau akan hidup abadi. Ayat-ayat al-Qur’an yang pertama hingga terakhir di atas telah menyampaikan sebuah ketetapan kepada kita bahwa anggapan-anggapan itu tidak masuk akal sambil mengisyaratkan janganlah menjadi makhluk yang melampaui batas, maksudnya melampaui ketetapan manusia yang sudah digariskan bahwa yang namanya manusia pasti akan mengalami yang namanya kematian.


Sumber : facebook.com

3/01/2018

Judulnya terlalu panjang, kira-kira ada yang bisa memberikan judul yang singkat untuk ringkasan ini?Pembahasan ini kita harus memulainya dari mana?Untuk saat ini lebih tepatnya saya hanya menggunakan pendapat dan tidak akan ada rujukan sedikitpun dari ayat-ayat al-Qur'an. Jika ada yang menemukan ayat-ayat al-Qur'an yang cocok dengan permasalahan ini, tolong informasinya lewat komentar yang tersedia di bawah postingan ini!!!

Bermula dari Sahabat Rasulullah, kita ketahui bahwa sahabat menyaksikan langsung kehidupan Rasulullah, sehingga tidak masalah baginya jika mereka bersaksi dengan dua kalimat syahadat untuk menyatakn dirinya sebagai orang Islam. Mereka bersaksi karena mereka memang menyaksikan keagungan pribadi Rasulullah sehingga bisa dibenarkan kalau memang Muhammad Saw. itu benar-benar adalah Utusan Allah.

Memepercayai sesuatu yang baru, pastilah sangat berat bagi sahabat Rasulullah sebelum masuk Islam dan Islam adalah sesuatu yang baru bagi mereka. Bisa dikatakan akan sama beratnya bagi antum dan antumna yang sekarang untuk mempercayai agama lain di luar Islam. Bagi Sahabat Rasulullah, sebelum Islam datang tentu kita tahu bahwa mereka adalah penyembah-penyembah berhala yang begitu taat. Karena sangking taatnya, sampai-sampai yang paling munafik pun rela bentrokan mempertaruhkan nyawanya untuk membela agama nenek moyangnya. Selanjutnya walhasil, mereka pada akhirnya mendapatkan cahaya iman untuk membenarkan bahwa Islam itu adalah agama yang memang berasal dari Allah. Ini adalah kemenangan Sahabat sehingga bisa menaklukkan keegoisan dirinya untuk menantang kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah. Inilah kedudukan para sahabat...

Adapun untuk umat Islam yang datang belakangan, mereka bersaksi dengan dua kalimat syahadat padahal kita tahu bahwa yang datang belakangan pastinya tidak menyaksikan secara langsung kehidupan Rasulullah Saw., ini adalah kenyataan yang sangat pelik untuk membenarkan sesuatu yang tidak disaksikan langsung sejarahnya. Dan permasalahan yang lain bahwa yang dihadapi umat belakangan tidaklah seberat perjuangan para sahabat yang sebelumnya saling menumpahkan darah.

Jika umat belakangan ditempatkan di masa para Sahabat, boleh jadi akan berakhir pada tiga kemungkinan. Yakni, orang berimankah ia, orang kafirkah ia, atau orang munafikkah ia! yang akan memuluskan atau menghambat jalannya dakwah Rasulullah Saw.

Seharusnya Umat belakangan seperti kita tidak mengeluh atas nasib kita yang tidak menyaksikan kehidupan Rasulullah secara langsung, dan lebih bersyukur lagi karena umat belakangan seperti kita berada di addien yang lurus yakni agama Islam, walaupun dikarenakan adalah agama orang tua kita, sehingga sebahagian orang Islamnya hanyalah Islam KTP, Islam tapi tidak sembahyang, tidak puasa, dan tidak berjilbab. Inilah kedudukan umat belakangan.Kesimpulannya, Apakah Kedudukan Sahabat Rasulullah Lebih Baik Daripda Kedudukan Umat Islam Yang Datang Belakangan? sebenarnya tidak ada niat menginstall sebuah program ke dalam pemahaman para pembaca. Karenanya, lebih baik para pembaca sendirilah yang menyimpulkannya...

Terimakasih sudah membacanya



Sumber : facebook.com

3/01/2018


Sabda Rasulullah:
Dari Abu 'Abdirrahman Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anh, dia berkata : bahwa Rasulullah telah bersabda, "Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi 'Alaqoh (segumpal darah) selama itu juga lalu menjadi Mudhghoh (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan 4 kata : Rizki, Ajal, Amal dan Celaka/bahagianya. maka demi Alloh yang tiada Tuhan selainnya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga. [Bukhari no. 3208, Muslim no. 2643]

ini adalah sebuah hadits ketetapan syurga dan neraka pada takdir seseorang. Pena Penulis takdir sudah diangkat dari lembaran-lembaran Lauh Mahfuzh. Tintanya pun sudah kering. Jika sudah seperti itu, kita pasrah aja karena hidup kita tak bakalan berubah???

hahaha jangan dulu berkonsepkan seperti itu, kedudukan al Qur'an lebih tinggi dari kedudukan hadits, walau pun kedudukannya imbang tetap saja ada takdir lain yang berbicara, yaitu kita diberi pilihan. Apa pilihan itu???

Firman Allah:
"...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..." (Ar Ra'ad: 11)

"...maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir..." (Al Kahfi: 29)

"Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan." (Al Balad: 10)

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu..." (Ali Imran: 133)

Kita sudah diberitahukan bahwa hidup adalah pilihan, jika ia tidak memilih hidupnya, maka hidupnya akan ditentukan oleh takdirnya. setiap pilihan adalah resiko. Pilihan hidup ke jalan yang baik resikonya adalah tantangan, cobaan dan ujian, ujungnya adalah syurga. Pilihan hidup ke jalan yang jahat resikonya adalah tantangan, cobaan dan ujian, ujungnya adalah neraka.

Allah yang menciptakan kita, takdir-Nya bisa dirubah dengan pilihan kita,,,

Dalam urusan jodoh pun, kita diberikan pilihan. Allah hanya mempertemukan insannya karena jodoh artinya adalah pertemuan, selanjutnya insan-Nyalah yang menentukan mau bersatu sebagai suami istri atau tidak. Ketika tidak dapat bersatunya dua insan dikarenakan melewati ujian yang begitu menghancurkan hubungan mereka sebenarnya itu hanyalah bumbu-bumbu ujian seberapa kuatnya mereka konsisten dengan pilihannya. jika mereka begitu mudah patah arang terhadap ujian dan membuat mereka tidak dapat bersatu maka jangan pernah berkonsep 'inilah takdir' sebab mereka itu telah gagal dalam ujian pilihan hidup mereka sendiri. Dan seandainya mereka konsisten pada hubungan mereka, tentunya mereka pun akan menemukan takdir yang lain.

Orang tua yang menjodohkan anaknya, anaknya bisa merubah keputusan orang tuanya. Jika anaknya tidak mau memutuskan pilihannya, maka perjodohan yang dilakukan oleh orang tuanya pun akan terlaksana, inilah seleksi alam. Orang tua pun yang menetapkan perjodohan seperti itu, hari ini bisa saja 'iya', tapi tat kala penetapan tanggal itu tiba, sang ayah mengatakan 'tidak', ternyata penetapan jodoh pun oleh sang ayah juga bisa berubah keputusan...

Nabi bersabda:
"Berbuatlah kalian! karena setiap orang dipermudah kepada apa yang diciptakan untuknya" (HR. Muslim)


Sumber : facebook.com

SMA YAPIP MAKASSAR SUNGGUMINASA

{facebook#https://www.facebook.com/100012173117216} {twitter#https://twitter.com/schoolyapip/} {google-plus#https://plus.google.com/u/0/110901565791389610503} {pinterest#https://id.pinterest.com/mkssungguminasa/} {youtube#https://www.youtube.com/channel/UC-S_QsY5fXShgK_uu5-ezzw} {instagram#https://id.instagram.com/}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget