Latest Post

2/15/2018 ,
pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat 2018, di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Foto/Istimewa

Iringan tetabuhan rebana dan gendang bersahutan mengiringi empat siswa yang menyanyikan syair untuk  tarian yang dibawakan 10 orang siswa. 

Mereka tampil membawakan tarian rudat Lombok meramaikan pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) 2018 yang berlangsung di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Rakornas bertema SPM (Standar Pelayanan Minimal) PAUD dan Kesetaraan Memperkuat Pendidikan Nasional ini digelar untuk reguler 1 untuk wilayah timur. 

Sebagai panita pelaksana, Direktur Pembinaan PAUD Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Ella Yulaelawati menyampaikan rakornas digelar untuk sinkronisasi program dan kebijakan pusat dan daerah tahun 2018.

"Rakornas 2018 ini merupakan pelaksanaan perdana dari rangkaian kegiatan rakornas yang akan digelar tiga tempat. Bertujuan menyinkronkan program, kebijakan dan anggaran pusat dan daerah sehingga terwujud efisiensi dan efektivitas program PAUD dan pendidikan masyarakat tahun 2018 ini," tutur Ella, Senin 12 Februari 2018.

Rakornas PAUD dan Dikmas 2018 Reguler 1 untuk wilayah timur diikuti 242 peserta, terdiri atas kepala dinas pendidikan kabupaten/kota dan provinsi, kepala Balai PP PAUD dan Dikmas dari 11 provinsi, NTT, NTB, Bali, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Digelar selama empat hari dari 12-15 Februari 2018 di hotel Grand Legi Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat. 

Sementara reguler 2 untuk wilayah tengah akan digelar di Anyer, Banten pada 20-23 Februari dan reguler 3 untuk wilayah barat akan digelar di Banga Belitung pada 25-28 Februari.

"Rakornas ini digelar secara simultan, Februari ini selesai. Sehingga menjadi modal dan panduan pelaksanaan jajaran PAUD dan Dikmas seluruh Indonesia," tutur Ella.

Pada acara pembukaan yang diawali tarian rudat khas Lombok ini dilakukan juga penandatanganan komitmen peningkatan kinerja dan pengelolaan anggaran transaparan dan akuntabel Direktur Pembinaan PAUD\Direktur Pembinaan Kursus dan Pelatihan\serta seluruh Kepala BP PAUD dan Dikmas Wilayah Timur.


Sumber : SindoNews.com

2/11/2018 ,
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) khususnya Komisi X meminta pemerintah untuk bertanggung jawab atas minat baca masyarakat Indonesia yang sangat rendah. (Foto/Ilustrasi/SINDOnews)

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) khususnya Komisi X meminta pemerintah untuk bertanggung jawab atas minat baca masyarakat Indonesia yang sangat rendah.

Anggota Komisi X DPR Marlinda Irwanti menyatakan berdasar pada data UNESCO menyebutkan dari 1000 warga Indonesia, hanya satu orang saja yang memiliki minat untuk membaca.

Data itu menyimpulkan minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Rendahnya minat baca masyarakat ini tak boleh dibiarkan, melalui berbagai program, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan minat baca masyarakat.

"Tidak sekadar memberikan tempat yang layak dan nyaman untuk bangunan perpustakaan yang dibangun, pemerintah juga memiliki tanggung jawab menambah koleksi bukunya," kata Marlinda dalam siaran pers, kemarin.

"Salah satu faktor yang membuat warga enggan ke perpustakaan karena koleksi bukunya yang kurang lengkap dan tidak update," imbuhnya.

Menurutnya, dari data UNESCO tersebut, terungkap bahwa dalam satu buku dibaca oleh lebih dari 15 ribu orang. Padahal idealnya, UNESCO menyebut hanya satu buku untuk dua orang. Hal ini juga menjadi bagian dari tanggung jawab pemerintah.

Marlinda juga menyebutkan, untuk meningkatkan minat baca dengan meningkatkan dan mengembangkan perpustakaan desa. Sehingga akses masyarakat untuk mendapatkan buku bacaan lebih mudah.

Pemerintah juga wajib membuka peluang komunitas-komunitas bahasa pecinta minat baca untuk ikut andil dalam kemajuan perpustakaan. "DPR akan mendorong Perpustakaan Nasional untuk membuat buku murah bermutu yang mudah dijangkau masyarakat," jelasnya.

Begitupun dengan Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih menyatakan budaya gemar membaca merupakan bagian utama dari pembangunan sumber daya manusia. Menurutnya, pemerintah perlu memberikan perhatian serius dalam mendorong minat baca di masyarakat.

Berdasarkan data Central Connecticut University tahun 2016, Indonesia berada pada peringkat 60 dari 61 negara. Sementara,  kajian Perpusnas tahun 2016 menunjukkan bahwa tingkat budaya baca masyarakat pada kategori rendah dengan rata-rata 26,7.

"Taman Baca Masyarakat (TBM) sangat penting. Keberadaan TBM di tengah-tengah masyarakat menjadi upaya untuk mempermudah akses terhadap buku bagi masyarakat," tuturnya.

"Tetapi, yang kami temukan, TBM yang didirikan Kemendikbud tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Baik dari buku, rak, dan fasilitas lainnya," tambahnya.

Dia juga menjelaskan,  untuk meningkatkan minat baca dari bawah diperlukan penguatan TBM, karena sarana tersebut menjadi ujung tombak bagi akses masyarakat terhadap buku.

"Perlu koordinasi antar kementerian dan lembaga yakni Perpusnas, Kemendikbud, Kemendesa dan Kemendagri, untuk membuat skema penguatan akses baca kepada masyarakat. Dengan koordinasi lintas kementerian tersebut, upaya menumbuhkan minat baca masyarakat dapat lebih serius tergarap dan angkat literasi masyarakat Indonesia menjadi lebih baik dalam beberapa tahun ke depan," jelasnya.


Sumber : SindoNews.com

2/08/2018 ,
Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2018 berlangsung 5 hingga 8 Februari 2018 di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pegawai Kemendikbud, Depok, Jawa Barat. (Dok. BKLM Kemendikbud)

Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2018 yang berlangsung 5 hingga 8 Februari 2018 merumuskan 22 rekomendasi dari lima isu strategis pendidikan dan kebudayaan.

Rekomendasi tersebut menjadi acuan bagi pemerintah pusat dan daerah serta komunitas pendidikan dan kebudayaan untuk bersama-sama menguatkan pendidikan dan memajukan kebudayaan, melalui komunikasi dua arah yang saling mendukung.

Lima isu strategis pendidikan dan kebudayaan yang menjadi pokok bahasan RNPK tahun ini adalah Ketersediaan, peningkatan profesionalisme, dan perlindungan serta penghargaan guru; pembiayaan pendidikan dan kebudayaan oleh pemerintah daerah; kebijakan revitalisasi pendidikan vokasi dan pembangunan ekonomi nasional; membangun pendidikan dan kebudayaan dari pinggiran; serta penguatan pendidikan karakter: sekolah sebagai model lingkungan kebudayaan.

Saat membuka RNPK 2018, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mengajak para pelaku pendidikan, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah berkolaborasi meningkatkan pelayanan pendidikan. 

“Sekali lagi, Saya mengajak kita semua untuk tidak terjebak dalam rutinitas. Sudah bertahun-tahun kita berjalan rutin tanpa sebuah pembaharuan. Buatlah terobosan, anak-anak kita tidak boleh ketinggalan ilmu dan teknologi,” katanya di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pegawai Kemendikbud, Depok, Jawa Barat, Selasa (6/2/2018), sebagaimana siaran pers yang diterima Kompas.com.

Ia menegaskan teknologi harus digunakan untuk memperkaya dan memperkuat kearifan lokal. "Jangan sampai kita kehilangan akan budaya kita," ujarnya.

Pada hari ketiga, Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan arahan terkait beberapa program prioritas pemerintah di bidang pendidikan. Seperti, revitalisasi vokasi dan pendidikan karakter, yang erat kaitannya dengan revitalisasi peran guru dan ketersediaan guru.

Peserta Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNBK) 2018 di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pegawai Kemendikbud, Depok, Jawa Barat. Kegiatan berlangsung 5 hingga 8 Februari 2018. (Dok. BKLM Kemendikbud)

Kalla mengatakan pemerintah berencana untuk kembali memenuhi kebutuhan tenaga pendidikan. Rencana itu berdasarkan kajian dan koordinasi dengan berbagai pihak.

"Kita lihat lebih banyak guru yang pensiun, daripada yang diangkat. Karena itu, Saya sudah bicarakan dengan Presiden dan beliau setuju untuk mengangkat kekurangan guru yang puluhan ribu itu," katanya, Rabu (7/2/2018).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, meminta seluruh kepala dinas untuk aktif memperjuangkan alokasi anggaran fungsi pendidikan dan kebudayaan sebesar 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Hal itu, kata dia, sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar 1945.

Seorang Guru Garis Depan Sahril Anci bertugas di SMP Negeri Momi Waren Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat. Ia merupakan satu di antara sekian banyak Guru Garis Depan angkatan pertama yang ditugaskan ke Papua Barat. (Dok. Sahril Anci)

Ia pun mengingatkan agar seluruh pegawai Kemendikbud dapat menjaga, meningkatkan kerja sama dan hubungan baik di antara unit-unit kerja yang ada. Selain itu, pegawai Kemendikbud mesti bisa menjaga hubungan baik dengan pemerintah daerah, baik tingkat kabupaten, kota, maupun provinsi.

“Supaya menghindari overlapping dan overloading. Saya kira hubungan konsultasi dan komunikasi harus selalu dilakukan dari masing-masing pihak,” kata Muhadjir.


Sumber : KOMPAS.com

2/05/2018
Pres rilis Polres Sampang terkait dengan kronologi penganiayaan guru SMAN 1 Torjun oleh muridnya. (Kode Penulis : KOMPAS.com/Taufiqurrahman)

Penganiayaan berujung maut yang dilakukan seorang murid SMAN 1 Torjun, HI (170 kepada gurunya, Ahmad Budi Cahyono (26) memunculkan berbagai versi di publik. Untuk meluruskan hal itu, Polres Sampang menggelar konferensi pers pada Jumat (2/2/2018) malam, di Mapolres Sampang, Jawa Timur.

Kapolres Sampang AKBP Budi Wardiman mengatakan, banyak informasi simpang siur beredar di masyarakat. Bahkan, ada pula pihak yang langsung mempublikasikan kejadian, meski belum mengetahui detail kejadiannya. Berikut kronologi penganiayaan HI terhadap sang guru yang disampaikan Budi:
  1. Pada Kamis (1/2/2018) sekitar pukul 13.00, korban mengisi pelajaran seni melukis di halaman depan kelas XII. Semua siswa diberi tugas melukis. Pelaku tidak menghiraukan apa yang ditugaskan korban.
  2. Korban kemudian menegur pelaku agar mengerjakan tugas seperti temannya yang lain. Teguran itu tetap tidak dihiraukan pelaku. 
  3. Karena teguran tidak dihiraukan, korban kemudian menggoreskan cat ke pipi pelaku.
  4. Pelaku tidak terima dan mengeluarkan kalimat tidak sopan.
  5. Karena tidak sopan, korban memukul pelaku dengan kertas absen.
  6. Pukulan itu ditangkis pelaku dan langsung menghujamkan pukulan ke pelipis sebelah kanan korban. Akibatnya, korban tersungkur. 
  7. Murid yang lain melerai pelaku dan korban.
  8. Korban bangun setelah terjatuh. Lengan kiri korban lecet karena menahan tubuhnya saat terjatuh.
  9. Seusai kejadian tersebut, seluruh siswa masuk kelas. Di dalam kelas, pelaku sempat meminta maaf kepada korban disaksikan murid-murid yang lain.
  10. Setelah pelajaran usai, korban dan pelaku pulang ke rumahnya masing-masing. Korban masih sempat bercerita kepada kepala sekolah tentang kejadian pemukulan yang dilakukan muridnya. 
  11. Setiba di rumah, korban langsung istirahat karena mengeluh pusing dan sakit kepala. Sekitar pukul 15.00, korban dibawa ke Puskesmas Jrengik, Kabupaten Sampang. Karena pihak Puskesmas tidak mampu menangani, korban kemudian dirujuk ke rumah sakit daerah Kabupaten Sampang. Korban kembali dirujuk ke rumah sakit DR Soetomo, Surabaya.
  12. Pihak rumah sakit kemudian menangani korban dan korban dinyatakan mengalami mati batang otak (MBO), yang menyebabkan seluruh organ tubuhnya tidak berfungsi. Dokter memprediksi, korban tidak akan hidup lama.
  13. Sekitar pukul 21.40, korban dinyatakan meninggal dunia. Korban kemudian langsung dibawa pulang ke rumahnya di Sampang.

"Saya luruskan, tidak ada penghadangan korban oleh pelaku setelah jam pulang sekolah. Kejadian penganiayaan yang sebenarnya di depan halaman kelas," kata Budi. Ia berharap, tidak ada lagi informasi simpang siur mengenai peristiwa ini. 

"Polres Sampang terus mendalami kasus ini dan pelaku sudah ditahan. (Jumat) malam ini (pelaku) sudah ditetapkan sebagai tersangka," ujarnya.  Meski termasuk kategori di bawah umur, HI tetap dikenakan Pasal 351 Ayat 3 KUHP tentang Penganiayaan yang mengakibatkan matinya seseorang, dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara,


Sumber : KOMPAS.com

2/03/2018 ,
Calon mahasiswa mencari informasi pendidikan tinggi dalam pameran pendidikan di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (2/2/2018) (KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI)

Berpendidikan tinggi tidak menjamin kamu bisa masuk dunia kerja. Persoalan mismatch atau ketidaksesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan industri menjadi salah satu pangkal soalnya.

Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri mengatakan, kompetensi yang tidak sesuai kebutuhan pasar kerja juga ikut menghambat.

Bahkan, sejumlah alumni penerima beasiswa pascasarjana Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) juga tak lepas dari persoalan itu. Selain tak sesuai kualifikasi, pengalaman kerja yang sama sekali tidak dimiliki juga menghambat lulusan kampus beken di luar negeri bisa masuk dunia kerja.

Saat Musyawarah Nasional Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPPTSI) medio 2017, Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Ali Ghufron Mukti mengatakan, relevansi lulusan perguruan tinggi terhadap kebutuhan tenaga kerja menjadi faktor penting dalam upaya mencegah sarjana menganggur.

Salah satu kendala yang dihadapi calon mahasiswa saat memilih jurusan di perguruan tinggi adalah tidak memahami bidang pekerjaan secara mendalam. Maka tak jarang, pelajar salah pilih jurusan pendidikan tinggi.

Agar terjebak dalam masalah seperti itu, ada baiknya kamu mengenali potensi dan minat sebelum menentukan jurusan di perguruan tinggi.

Sejak lahir, manusia dikaruniai bakat dan potensi yang unik. Kecerdasan alami yang dimiliki manusia tak hanya satu aspek, melainkan ada beragam yang biasa disebut multiple intelegences (kecerdasan jamak). Di antaranya kecerdasan verbal, musikal, spasial, dan logika.

Perlu dicamkan, setiap profesi yang nantinya kamu jalani perlu ditunjang kualitas kepribadian tertentu. Untuk itu, kamu perlu tahu bagaimana kemampuan adaptasi, daya tahan terhadap stres, stabilitas emosi, tingkat ketelitian, kecepatan kerja, motivasi diri.

Mahasiswa Universitas Pertamina tengah melakukan uji coba di laboratorium (KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI)

Mengapa itu dibutuhkan? Ada sejumlah pekerjaan yang memerlukan pribadi dengan daya tahan stres, stabilitas emosi, dan kemampuan beradaptasi yang cukup baik. Misalnya, dokter.

Dalam menjalani profesinya, seorang dokter harus mampu mengelola emosi dengan baik dalam menghadapi pasien maupun keluarga pasien. Selain itu, dokter juga mesti bisa beradaptasi dengan cepat bila ditugaskan di daerah terpencil. Oleh karena itu, bukan hanya kecerdasan intelektual yang bisa menjadi modal agar kamu bisa berprofesi sebagai dokter.

Masih ada lagi yang perlu diperhatikan, yakni minat kamu. Seseorang bisa mengerjakan tugas apa pun dengan sepenuh hati dan semangat membara bila melakukan hal-hal yang diminatinya. Nah, kamu perlu tahu apa minat tertinggi hingga minat terendahmu, sebagai dasar menentukan jurusan di perguruan tinggi.

Peran orang tua sangat dibutuhkan agar kamu bisa mengenali potensi, minat, dan kepribadian. Orang tua merupakan orang terdekat yang mengetahui tumbuh kembang seorang anak sejak dalam kandungan hingga duduk di bangku sekolah.

Orang tua mendapingi calon mahasiswa dalam mencari jurusan di perguruan tinggi yang sesuai dengan minat dan bakat pada pameran pendidikan di Hotel Pullman Jakarta, Kamis (2/2/2018). (KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI)

“Perlu pendampingan orang tua untuk mengarahkan pilihan yang tepat, supaya bakat dan minatnya sesuai dengan jurusan yang akan dipilih,” kata Client Assistant Tes Bakat Indonesia, Listia Qisthy di Jakarta, Kamis (2/2/2018).

Lalu bagaimana tiga hal itu bisa dikenali?

Sejumlah lembaga konsultasi psikologi menyediakan fasilitas tes potensi, minat, dan kepribadian bagi pelajar yang akan meneruskan jenjang studi yang lebih tinggi.

Tes tertulis akan diberikan untuk pelajar yang ingin mengetahui potensi, minat, serta kepribadiannya. Ketika hasil tes telah tersedia, kamu bisa berkonsultasi dengan psikolog untuk bisa menggali informasi lebih detail.

Tes psikologi tersebut juga bisa membantu para pelajar dan orang tua untuk memastikan agar proses belajar akan sangat terfokus.

“Sebaiknya kalau hanya berminat tapi tidak berbakat, tidak perlu dipaksakan. Kalau pilihannya sesuai bakat dan minat, maka mereka tentu akan berprestasi dengan jurusan kuliah yang diambil,” ujarnya.


Sumber : KOMPAS.com

1/17/2018 ,
Ilustrasi e-Learning

Penetrasi internet di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat beberapa tahun belakangan ini. Hal tersebut diikuti dengan sejumlah tren positif antara lain peralihan sistem belajar offline ke online (e-Learning).

e-Learning diklaim memiliki sejumlah kelebihan bila dibandingkan dengan sistem belajar offline, di antaranya menghemat waktu belajar, biaya, serta lebih efektif.

Sebagai contoh kasus untuk bidang pendidikan Indonesia, menurut Anies Baswedan ketika menjabat menjadi Menteri Pendidikan, Indonesia memiliki lebih dari 50 juta siswa.

Laporan bertajuk "Indonesia Digital Education and E-Learning Market Outlook to 2018 – Rising Trend of Blended to Drive the Future Growth" memaparkan total pengeluaran untuk pendidikan digital di Indonesia telah berkembang dalam lima tahun terakhir.

Laporan itu juga menunjukkan ada peningkatan kolaborasi antara institusi pendidikan dan penyedia pendidikan digital guna melengkapi kelas mereka dengan fasilitas pendidikan digital.

"Lembaga pendidikan terkenal terkemuka di negara ini telah menjadi lebih reseptif terhadap penerapan komponen pembelajaran hi-tech," demikian penggalan isi laporan itu.

"Kemajuan-kemajuan teknologi di bidang pendidikan di Indonesia telah memberikan sejumlah manfaat bagi institusi pendidikan dan juga pelatih perusahaan seperti pelatihan multi-modal, tes online dan tutorial, video streaming langsung dengan fakultas pengajaran dan beberapa fasilitas lainnya," begitu bunyi lanjutannya.

E-Learning

E-Learning (Istimewa)

Namun demikian, di sistem pendidikan di Indonesia masih terdapat sejumlah hal yang perlu diselesaikan, termasuk permintaan kebutuhan akan keterampilan bahasa asing yang kian besar setiap tahunnya.

Di sini ed-tech startup Squline.com, platform pembelajaran online yang dibuat untuk menghubungkan siswa dengan guru bahasa asing profesional seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin, dan bahasa Jepang, mencoba untuk memenuhi kebutuhan tersebut.


"Squline.com menawarkan pendekatan pembelajaran bahasa baru dengan menghubungkan siswa dengan guru asli di seluruh dunia untuk berlatih dan meningkatkan kemampuan bahasa percakapan, kapanpun dan di manapun," ungkap Tomy Yunus CEO Squline.com kepada Tekno Liputan6.com.

Melalui Learning Management System (LMS), Squline.com menawarkan keleluasaan kepada pengguna. Mereka hanya perlu registrasi, memilih pengajar, dan memulai sesi belajar sesuai sesuai jadwal mereka.


"Kami percaya cara terbaik untuk belajar bahasa adalah belajar dari guru asing melalui interaksi dengan guru profesional sebanyak mungkin. Semua sesi belajar menggunakan teknologi One on One Live Video, serta menciptakan lingkungan terbaik untuk mengembangkan keterampilan mendengar dan lisan. Kami juga memberikan panduan pelajaran dan materi pembelajaran berdasarkan tingkat keahlian siswa," tutup Tommy. 


Sumber : Liputan6.com

SMA YAPIP MAKASSAR SUNGGUMINASA

{facebook#https://www.facebook.com/100012173117216} {twitter#https://twitter.com/schoolyapip/} {google-plus#https://plus.google.com/u/0/110901565791389610503} {pinterest#https://id.pinterest.com/mkssungguminasa/} {youtube#https://www.youtube.com/channel/UC-S_QsY5fXShgK_uu5-ezzw} {instagram#https://id.instagram.com/}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget