Latest Post

2/05/2018
Pres rilis Polres Sampang terkait dengan kronologi penganiayaan guru SMAN 1 Torjun oleh muridnya. (Kode Penulis : KOMPAS.com/Taufiqurrahman)

Penganiayaan berujung maut yang dilakukan seorang murid SMAN 1 Torjun, HI (170 kepada gurunya, Ahmad Budi Cahyono (26) memunculkan berbagai versi di publik. Untuk meluruskan hal itu, Polres Sampang menggelar konferensi pers pada Jumat (2/2/2018) malam, di Mapolres Sampang, Jawa Timur.

Kapolres Sampang AKBP Budi Wardiman mengatakan, banyak informasi simpang siur beredar di masyarakat. Bahkan, ada pula pihak yang langsung mempublikasikan kejadian, meski belum mengetahui detail kejadiannya. Berikut kronologi penganiayaan HI terhadap sang guru yang disampaikan Budi:
  1. Pada Kamis (1/2/2018) sekitar pukul 13.00, korban mengisi pelajaran seni melukis di halaman depan kelas XII. Semua siswa diberi tugas melukis. Pelaku tidak menghiraukan apa yang ditugaskan korban.
  2. Korban kemudian menegur pelaku agar mengerjakan tugas seperti temannya yang lain. Teguran itu tetap tidak dihiraukan pelaku. 
  3. Karena teguran tidak dihiraukan, korban kemudian menggoreskan cat ke pipi pelaku.
  4. Pelaku tidak terima dan mengeluarkan kalimat tidak sopan.
  5. Karena tidak sopan, korban memukul pelaku dengan kertas absen.
  6. Pukulan itu ditangkis pelaku dan langsung menghujamkan pukulan ke pelipis sebelah kanan korban. Akibatnya, korban tersungkur. 
  7. Murid yang lain melerai pelaku dan korban.
  8. Korban bangun setelah terjatuh. Lengan kiri korban lecet karena menahan tubuhnya saat terjatuh.
  9. Seusai kejadian tersebut, seluruh siswa masuk kelas. Di dalam kelas, pelaku sempat meminta maaf kepada korban disaksikan murid-murid yang lain.
  10. Setelah pelajaran usai, korban dan pelaku pulang ke rumahnya masing-masing. Korban masih sempat bercerita kepada kepala sekolah tentang kejadian pemukulan yang dilakukan muridnya. 
  11. Setiba di rumah, korban langsung istirahat karena mengeluh pusing dan sakit kepala. Sekitar pukul 15.00, korban dibawa ke Puskesmas Jrengik, Kabupaten Sampang. Karena pihak Puskesmas tidak mampu menangani, korban kemudian dirujuk ke rumah sakit daerah Kabupaten Sampang. Korban kembali dirujuk ke rumah sakit DR Soetomo, Surabaya.
  12. Pihak rumah sakit kemudian menangani korban dan korban dinyatakan mengalami mati batang otak (MBO), yang menyebabkan seluruh organ tubuhnya tidak berfungsi. Dokter memprediksi, korban tidak akan hidup lama.
  13. Sekitar pukul 21.40, korban dinyatakan meninggal dunia. Korban kemudian langsung dibawa pulang ke rumahnya di Sampang.

"Saya luruskan, tidak ada penghadangan korban oleh pelaku setelah jam pulang sekolah. Kejadian penganiayaan yang sebenarnya di depan halaman kelas," kata Budi. Ia berharap, tidak ada lagi informasi simpang siur mengenai peristiwa ini. 

"Polres Sampang terus mendalami kasus ini dan pelaku sudah ditahan. (Jumat) malam ini (pelaku) sudah ditetapkan sebagai tersangka," ujarnya.  Meski termasuk kategori di bawah umur, HI tetap dikenakan Pasal 351 Ayat 3 KUHP tentang Penganiayaan yang mengakibatkan matinya seseorang, dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara,


Sumber : KOMPAS.com

2/03/2018 ,
Calon mahasiswa mencari informasi pendidikan tinggi dalam pameran pendidikan di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (2/2/2018) (KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI)

Berpendidikan tinggi tidak menjamin kamu bisa masuk dunia kerja. Persoalan mismatch atau ketidaksesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan industri menjadi salah satu pangkal soalnya.

Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri mengatakan, kompetensi yang tidak sesuai kebutuhan pasar kerja juga ikut menghambat.

Bahkan, sejumlah alumni penerima beasiswa pascasarjana Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) juga tak lepas dari persoalan itu. Selain tak sesuai kualifikasi, pengalaman kerja yang sama sekali tidak dimiliki juga menghambat lulusan kampus beken di luar negeri bisa masuk dunia kerja.

Saat Musyawarah Nasional Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPPTSI) medio 2017, Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Ali Ghufron Mukti mengatakan, relevansi lulusan perguruan tinggi terhadap kebutuhan tenaga kerja menjadi faktor penting dalam upaya mencegah sarjana menganggur.

Salah satu kendala yang dihadapi calon mahasiswa saat memilih jurusan di perguruan tinggi adalah tidak memahami bidang pekerjaan secara mendalam. Maka tak jarang, pelajar salah pilih jurusan pendidikan tinggi.

Agar terjebak dalam masalah seperti itu, ada baiknya kamu mengenali potensi dan minat sebelum menentukan jurusan di perguruan tinggi.

Sejak lahir, manusia dikaruniai bakat dan potensi yang unik. Kecerdasan alami yang dimiliki manusia tak hanya satu aspek, melainkan ada beragam yang biasa disebut multiple intelegences (kecerdasan jamak). Di antaranya kecerdasan verbal, musikal, spasial, dan logika.

Perlu dicamkan, setiap profesi yang nantinya kamu jalani perlu ditunjang kualitas kepribadian tertentu. Untuk itu, kamu perlu tahu bagaimana kemampuan adaptasi, daya tahan terhadap stres, stabilitas emosi, tingkat ketelitian, kecepatan kerja, motivasi diri.

Mahasiswa Universitas Pertamina tengah melakukan uji coba di laboratorium (KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI)

Mengapa itu dibutuhkan? Ada sejumlah pekerjaan yang memerlukan pribadi dengan daya tahan stres, stabilitas emosi, dan kemampuan beradaptasi yang cukup baik. Misalnya, dokter.

Dalam menjalani profesinya, seorang dokter harus mampu mengelola emosi dengan baik dalam menghadapi pasien maupun keluarga pasien. Selain itu, dokter juga mesti bisa beradaptasi dengan cepat bila ditugaskan di daerah terpencil. Oleh karena itu, bukan hanya kecerdasan intelektual yang bisa menjadi modal agar kamu bisa berprofesi sebagai dokter.

Masih ada lagi yang perlu diperhatikan, yakni minat kamu. Seseorang bisa mengerjakan tugas apa pun dengan sepenuh hati dan semangat membara bila melakukan hal-hal yang diminatinya. Nah, kamu perlu tahu apa minat tertinggi hingga minat terendahmu, sebagai dasar menentukan jurusan di perguruan tinggi.

Peran orang tua sangat dibutuhkan agar kamu bisa mengenali potensi, minat, dan kepribadian. Orang tua merupakan orang terdekat yang mengetahui tumbuh kembang seorang anak sejak dalam kandungan hingga duduk di bangku sekolah.

Orang tua mendapingi calon mahasiswa dalam mencari jurusan di perguruan tinggi yang sesuai dengan minat dan bakat pada pameran pendidikan di Hotel Pullman Jakarta, Kamis (2/2/2018). (KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI)

“Perlu pendampingan orang tua untuk mengarahkan pilihan yang tepat, supaya bakat dan minatnya sesuai dengan jurusan yang akan dipilih,” kata Client Assistant Tes Bakat Indonesia, Listia Qisthy di Jakarta, Kamis (2/2/2018).

Lalu bagaimana tiga hal itu bisa dikenali?

Sejumlah lembaga konsultasi psikologi menyediakan fasilitas tes potensi, minat, dan kepribadian bagi pelajar yang akan meneruskan jenjang studi yang lebih tinggi.

Tes tertulis akan diberikan untuk pelajar yang ingin mengetahui potensi, minat, serta kepribadiannya. Ketika hasil tes telah tersedia, kamu bisa berkonsultasi dengan psikolog untuk bisa menggali informasi lebih detail.

Tes psikologi tersebut juga bisa membantu para pelajar dan orang tua untuk memastikan agar proses belajar akan sangat terfokus.

“Sebaiknya kalau hanya berminat tapi tidak berbakat, tidak perlu dipaksakan. Kalau pilihannya sesuai bakat dan minat, maka mereka tentu akan berprestasi dengan jurusan kuliah yang diambil,” ujarnya.


Sumber : KOMPAS.com

1/17/2018 ,
Ilustrasi e-Learning

Penetrasi internet di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat beberapa tahun belakangan ini. Hal tersebut diikuti dengan sejumlah tren positif antara lain peralihan sistem belajar offline ke online (e-Learning).

e-Learning diklaim memiliki sejumlah kelebihan bila dibandingkan dengan sistem belajar offline, di antaranya menghemat waktu belajar, biaya, serta lebih efektif.

Sebagai contoh kasus untuk bidang pendidikan Indonesia, menurut Anies Baswedan ketika menjabat menjadi Menteri Pendidikan, Indonesia memiliki lebih dari 50 juta siswa.

Laporan bertajuk "Indonesia Digital Education and E-Learning Market Outlook to 2018 – Rising Trend of Blended to Drive the Future Growth" memaparkan total pengeluaran untuk pendidikan digital di Indonesia telah berkembang dalam lima tahun terakhir.

Laporan itu juga menunjukkan ada peningkatan kolaborasi antara institusi pendidikan dan penyedia pendidikan digital guna melengkapi kelas mereka dengan fasilitas pendidikan digital.

"Lembaga pendidikan terkenal terkemuka di negara ini telah menjadi lebih reseptif terhadap penerapan komponen pembelajaran hi-tech," demikian penggalan isi laporan itu.

"Kemajuan-kemajuan teknologi di bidang pendidikan di Indonesia telah memberikan sejumlah manfaat bagi institusi pendidikan dan juga pelatih perusahaan seperti pelatihan multi-modal, tes online dan tutorial, video streaming langsung dengan fakultas pengajaran dan beberapa fasilitas lainnya," begitu bunyi lanjutannya.

E-Learning

E-Learning (Istimewa)

Namun demikian, di sistem pendidikan di Indonesia masih terdapat sejumlah hal yang perlu diselesaikan, termasuk permintaan kebutuhan akan keterampilan bahasa asing yang kian besar setiap tahunnya.

Di sini ed-tech startup Squline.com, platform pembelajaran online yang dibuat untuk menghubungkan siswa dengan guru bahasa asing profesional seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin, dan bahasa Jepang, mencoba untuk memenuhi kebutuhan tersebut.


"Squline.com menawarkan pendekatan pembelajaran bahasa baru dengan menghubungkan siswa dengan guru asli di seluruh dunia untuk berlatih dan meningkatkan kemampuan bahasa percakapan, kapanpun dan di manapun," ungkap Tomy Yunus CEO Squline.com kepada Tekno Liputan6.com.

Melalui Learning Management System (LMS), Squline.com menawarkan keleluasaan kepada pengguna. Mereka hanya perlu registrasi, memilih pengajar, dan memulai sesi belajar sesuai sesuai jadwal mereka.


"Kami percaya cara terbaik untuk belajar bahasa adalah belajar dari guru asing melalui interaksi dengan guru profesional sebanyak mungkin. Semua sesi belajar menggunakan teknologi One on One Live Video, serta menciptakan lingkungan terbaik untuk mengembangkan keterampilan mendengar dan lisan. Kami juga memberikan panduan pelajaran dan materi pembelajaran berdasarkan tingkat keahlian siswa," tutup Tommy. 


Sumber : Liputan6.com

12/13/2017
Buku pelajaran IPS SD yang berisi keterangan tentang Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Foto:Okezone/Hambali

Di saat banyak kecaman atas pengakuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump soal status Yerusalem sebagai ibu kota Israel, kini justru viral di media sosial terkait buku pelajaran sekolah dasar (SD) yang berisi keterangan yang sama.

Dalam buku Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 6 SD itu, pada halaman 15 disebutkan, Benua Asia terbagi 5 wilayah, yakni Asia Barat, Asia Tengah, Asia Selatan, Asia Timur dan Asia Tenggara. Sedangkan Israel masuk salah satu dari sejumlah negara di wilayah Asia Barat, dengan ibu kota Yerusalem.

Padahal, pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh Presiden AS beberapa hari lalu telah memicu pergolakan di banyak negara. Pemimpin dunia, termasuk Presiden Joko Widodo mengecam keras atas pengakuan sepihak AS itu.

Belum diketahui secara detail dimana buku IPS itu beredar. Hingga kini buku bercover depan warna abu-abu itu masih ramai diperbincangkan. Hanya ada file buku berbentuk Portable Document Format (Pdf) yang bisa diakses maupun didownload dari halaman ini.

"Belum ada laporan, masih kami cek," ujar Kepala Dinas Pendidikan Tangerang Selatan, Taryono, saat dikonfirmasi terkait keberadaan buku sekolah itu di wilayah Tangsel, Selasa (12/12/2017).

Diketahui, Yerusalem merupakan wilayah yang terletak di dataran tinggi di Pegunungan Yudea, antara Laut Tengah dan Laut Mati. Kota ini dianggap suci dalam tiga agama, Yudaisme, kristen, dan Islam. Israel telah lama mengklaim Yerusalem sebagai ibu kotanya.


Sumber : sindonews.com

11/26/2017
Ilustrasi (Foto: Okezone)

Sebagai penghormatan kepada guru--yang dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa--pemerintah Indonesia telah menetapkan Hari Guru Nasional (HGN) setiap 25 November setiap tahunnya, melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994. Berbagai rangkaian seremonial pun sudah disiapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), termasuk upacara bendera.

Tugas utama guru adalah mendidik para siswanya di sekolah. Karena itu, tidak heran jika mereka membuat aturan yang bertujuan untuk mendisplinkan para siswa. Namun, sebagian orangtua justru tidak terima dengan niat baik para guru dalam mendidik anak mereka.

Bahkan, di antara wali murid tersebut ada yang tega memenjarakan guru putra-putri mereka. Berikut ini sejumlah kasus guru yang dijebloskan ke balik jeruji besi karena laporan para orangtua murid, yang berhasil dirangkum Okezone:

1. Mencubit siswa

Mulanya seorang pelajar di SMPN 1 Bantaeng bermain kejar-kejaran dan baku siram dengan sisa air pel. Ternyata, siraman tersebut mengenai salah satu guru, Nurmayani. Siswa tersebut pun langsung digiring ke ruang Bimbingan Konseling (BK) dan dicubit.

Usai mendapati laporan dari sang anak, wali murid yang juga merupakan anggota kepolisian itu pun langsung melanjutkan kasus tersebut ke ranah hukum. Bu Guru Maya pun dipenjara sambil menjalani persidangan.

2. Gara-gara potong rambut

Seorang guru di SMAN 2 Sinjai Selatan, Sulawesi Selatan, Mubazir, menertibkan siswa dengan memotong rambut gondrong. Salah satu siswa Saharuddin, menolak upaya Mubazir, dengan alasan akan memotong sendiri rambutnya. Namun, hampir seminggu rambut Saharuddin masih panjang hingga Mubazir pun memotongnya secara paksa.

Tidak terima dengan perilaku sang guru, orangtua Saharuddin bernama Arifin-Najmiah pun menempuh jalur hukum. Langkah ini membuat guru honorer Pendidikan Olahraga tersebut mendekam di penjara.

3. Menampar siswa

Melihat siswanya ribut saat waktunya salat, seorang guru di SMPN 3 Benteng di Kabupaten Selayar, Muh. Arsal menampar siswanya. Persoalan ini pun berlanjut ke meja hijau karena orangtua murid tidak terima dengan tindakan guru tersebut. Wali murid tersebut bersikukuh tidak mau memaafkan perlakuan sang guru dan menolak berdamai.

4. Menyuruh shalat dzuhur

Darmawati, guru mata pelajaran agama di SMAN 3 Parepare, Sulawesi Selatan, divonis tiga bulan penjara dengan masa percobaan tujuh bulan oleh Pengadilan Negeri Parepare, pada Jumat, 28 Juli 2017. Darmawati dianggap bersalah karena memukul salah seorang siswi berinisial AY dengan mukena saat waktu salat zuhur tiba.

Orangtua AY yang menerima laporan dari anaknya tidak terima dan melaporkan hal tersebut ke pihak kepolisian. Padahal, sekolah sudah menyatakan sejak awal perihal kewajiban salat zuhur berjemaah.

Darmawati membantah bahwa dirinya memukul AY. Ia mengatakan bahwa ia hanya menepuk pundak AY menggunakan mukena, hal itu dibuktikan dari hasil visum terhadap AY yang tidak ditemukan luka sedikit pun.


Sumber : news.okezone.com

11/25/2017 ,
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Upaya memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia, tidak selalu bergantung pada besaran anggaran yang dialokasikan pemerintah. Pasalnya, dengan anggaran yang relatif sama dengan Indonesia, peringkat kualitas pendidikan Vietnam berada jauh di atas Indonesia.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, infrastruktur memang menjadi hal yang menjadi fokus di masa pemerintahan saat ini. Namun, pemerintah tetap mengutamakan bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Sebagai bukti, lanjut dia, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, pemerintah mengalokasi anggaran sebesar Rp 440,9 triliun atau 20 persen dari total APBN.

"Di 2018 ada beberapa policy penting, fokus tetap investasi di infrastruktur dan SDM dan safety net, karena manusia yang utama di pemerintahan Presiden Jokowi. Oleh karena itu, investasi di bidang SDM seperti anggaran pendidikan 20 persen dan kesehatan 5 persen itu jadi penting," ujar dia di Jakarta, Jumat (24/11/2017).

Namun, kata Sri Mulyani, dari hasil yang telah dicapai di bidang pendidikan selama ini, besarnya anggaran yang dialokasikan pemerintah tidak serta-merta membuat kualitas pendidikan di Indonesia meningkat. 

Sebagai perbandingan, dengan alokasi anggaran yang sama, Vietnam mampu berada di peringkat 8 dalam kualitas pendidikan di dunia. Sedangkan Indonesia saat ini hanya berada di peringkat 58.

"World Bank mengatakan Indonesia sama seperti Vietnam yang commited di bidang pendidikan. Tapi peringkat Vietnam berada di posisi 8, sedangkan Indonesia di 58. Sama-sama punya komitmen tapi hasilnya beda. Ini menggambarkan fenomena mengenai education and health it's not only about money," kata dia.

Menurut dia, rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia, tidak lepas dari kinerja guru yang dinilai belum memiliki kompetensi. Padahal, ada sekitar 4 juta guru yang setiap tahunnya dibayar oleh pemerintah.

"Saya undang guru Indonesia bertemu dan mereka akan membuat platform supaya mutu guru bagus. Nanti di-tracking (ditelusuri) guru mana yang tidak kompeten," ungkap dia.

Kualitas Guru

Sementara itu, Head of Executive Board Tanoto Foundation, Sihol Aritonang menyatakan, jika berbicara soal pendidikan di Indonesia, maka tidak lepas dari kualitas guru yang ada. Kualitas guru menjadi salah satu penentu dalam upaya pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Baik buruknya kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh standar kualitas guru. Oleh karena itu, guru perlu meningkatkan kompetensinya seperti tercantum dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Ada empat kompetensi yang harus dipenuhi guru, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan kompetensi sosial," jelas dia.

Menurut Aritonang, dalam rangka turut membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas guru, Tanoto Foundation secara berkelanjutan menjalankan salah satu programnya yakni Pelita Guru Mandiri untuk meningkatkan mutu guru-guru di Indonesia.

Dia menjelaskan, program Pelita Guru Mandiri diarahkan untuk demi membantu pemenuhan kompetensi guru bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk peningkatan proses pembelajaran, pengembangan guru, serta perbaikan fasilitas belajar-mengajar. 

"Permasalahan utama yang dialami sekolah-sekolah di Indonesia selain soal kesenjangan dalam kompetensi guru, juga terkait dengan penyampaian pembelajaran yang kurang efektif dan fasilitas sekolah yang tidak memadai," kata dia.

Menyikapi masalah tersebut, lanjut dia, dibutuhkan intervensi holistik yang dirancang untuk menyelesaikannya. Hal ini kemudian diwujudkan dalam kerangka besar melalui program Pelita Pendidikan yang hingga saat ini telah mendukung pembelajaran berkualitas di 518 sekolah, menjangkau 43.000 siswa dan lebih dari 5.100 guru.

"Harapannya melalui program Pelita Guru Mandiri, lahir dan hadir guru-guru yang kreatif, inovatif, dan inspiratif sehingga ruang-ruang kelas menjadi sarana terbaik melahirnya generasi berkualitas yang siap menjadikan bangsa kita menjadi negara maju di masa depan," tandas dia.


Sumber : Liputan6.com

SMA YAPIP MAKASSAR SUNGGUMINASA

{facebook#https://www.facebook.com/100012173117216} {twitter#https://twitter.com/schoolyapip/} {google-plus#https://plus.google.com/u/0/110901565791389610503} {pinterest#https://id.pinterest.com/mkssungguminasa/} {youtube#https://www.youtube.com/channel/UC-S_QsY5fXShgK_uu5-ezzw} {instagram#https://id.instagram.com/}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget