Articles by "Artikel"

2/16/2018 ,
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad Mahfud M.D pada diskusi Pancasila di Zamanku yang diselenggarakan di Yogyakarta, Sabtu (3/2/2018). (Dok Djarum Foundation)

Pancasila merupakan pijakan paling utama dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat. Terjaganya persatuan bangsa Indonesia hanya bisa terwujud selama Pancasila masih menjadi landasannya.

Demikian diungkapkan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad Mahfud M.D dalam siaran pers diskusi "Pancasila di Zamanku" yang diselenggarakan oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation bekerjasama dengan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta dan Solidaritas Anak Bangsa (Sabang), di Yogyakarta, Sabtu (3/2/2018).




"Pancasila menjadi kesadaran filsafat hukum dan sumber kesadaran berbangsa dan bernegara, Pancasila itu ideologi yang mempersatukan," ujar Profesor Hukum Tata Negara di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini.

Menurut dia, di tengah era keterbukaan informasi seperti saat ini bahaya radikalisme dan perpecahan terus mengintai generasi muda Indonesia. Minimnya pemahaman terhadap Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara, lanjut Mahfud, membuat anak muda rentan dipecah belah.

"Oleh karena itu, nilai-nilai kearifan Pancasila dipandang perlu dibumikan kembali di tengah-tengah kaum muda untuk menguatkan semangat persatuan," tambahnya.

Dialog yang dipandu wartawan senior Rosianna Silalahi tersebut diikuti tak kurang dari 1.500 mahasiswa dari delapan perguruan tinggi di Yogyakarta. Pembicara lain yang hadir adalah pemerhati sosial dan pegiat di Wahid Institute Inayah Wulandari Wahid serta vokalis band Kotak Tantri Syalindri Ichlasari atau Tantri Kotak.

Mahfud lebih lanjut juga mengingatkan kembali tentang potensi perpecahan jika generasi muda saat ini tidak lagi merefleksikan Pancasila dalam kehidupan bersosialisasi mereka sehari-hari.

"Itu (radikalisme) harus ditangkal dengan Pancasila sebagai ideologi pemersatu ikatan kita sebagai bangsa Indonesia," kata Mahfud.

Hal senada juga diucapkan Inayah Wahid. Putri bungsu Presiden Indonesia ke empat KH. Abdurrahman Wahid ini mengatakan Pancasila adalah intisari dari semua nilai-nilai kearifan yang bersifat universal sehingga sampai kapan tidak akan ketinggalan zaman, termasuk di tengah generasi milenial sekarang ini.

"Selama ada manusia dan ada kemanusiaan, Pancasila akan selalu relevan, karena Pancasila selalu bersumber dari nilai-nilai kebaikan universal sehingga akan selalu sejalan dengan agama apa pun," ujar Inayah.

Dari kalangan anak muda dan artis, Tantri Kotak mengaku melihat minimnya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila saat ini bisa membuat generasi muda semakin individualistis dan dan tidak mempunyai pegangan di tengah arus informasi global.

Oleh karena itu Tantri mengajak anak-anak muda agar terus berkarya dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila di kehidupan mereka.

"Agar semangat nasionalisme kita jangan mudah goyah," kata Tantri.


Sumber : KOMPAS.com

2/16/2018 ,
Dalam kelas coding, peserta kursus bisa mengenal, mengaplikasikan, dan mengembangkan konsep dasar pemrograman untuk robot. (KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI)
Pengembangan perekonomian digital menjadi penting bagi masa depan Indonesia. Penggunaan teknologi digital akan mendominasi dunia usaha dalam beberapa waktu mendatang.

Berdasarkan kajian McKinsey pada 2016, sekira 52,6 juta jenis pekerjaan akan hilang dalam lima tahun ke depan. Hal itu terjadi sebagai dampak dari berkembangnya teknologi digital pada era revoluasi industri 4.0.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Indonesia berpotensi besar untuk berpengaruh lebih besar di dunia. Teknologi digital akan menciptakan 3,7 juta pekerjaan baru dalam 7 tahun ke depan. Mayoritas pekerjaan itu merupakan sektor jasa.

Pekerja yang dibutuhkan pada sektor jasa yang tumbuh sejalan dengan perkembangan teknologi digital yakni middle higher skilled. Sayangnya, sumber daya manusia Indonesia masih belum memiliki skill yang memadai untuk itu.

Saat ini, sejumlah perusahaan startup Indonesia melejit melampaui perusahaan-perusahaan yang telah berdiri puluhan tahun. Perusahaan startup yang berdiri baru beberapa tahun seperti Go-Jek memiliki valuasi yang sangat besar.

“Perusahaan startup skalanya besar sehingga bisa mendapatkan funding yang besar,” ujar Direktur Pemasaran Koding Next, Josep Kenny, di Hotel Pullman, Jumat (2/2/2018).

Berkembangnya perusahaan startup berbasis teknologi digital itu tentu membutuhkan tenaga kerja. Peluang yang begitu besar itu ternyata tak bisa diserap pasar kerja.

“Nyatanya ada gap. Tidak semua orang bisa bekerja di sana karena tidak memiliki skill,” katanya.

Kini, tak ada alasan lagi untuk menunda pengembangan diri seiring dengan berkembangnya teknologi digital, salah satunya dengan mempelajari coding. Bukan cuma pekerja, anak-anak pun bisa belajar pemrograman komputer alias coding.

Sejumlah lembaga kursus coding membuka kelas bagi peserta, mulai anak-anak hingga dewasa. Masyarakat yang berminat mempelajari coding berlatar belakang beragam, seperti pelajar, mahasiswa, pekerja, dan pengusaha. "Ada juga pendaftar kursus yang berusia 40 hingga 50 tahun," ujar Kenny.

Pada kelas tersebut, anak-anak diajarkan untuk berpikir logis dan algoritmik, kemampuan matematika dan analisa, kerja sama dan kreativitas, serta pemecahan masalah.

Materi utama yang dipelajari di antaranya apps, robot, website, 3D printing,  games dan matematika, drone, smart home, serta computer programming.

Sementara, para pekerja dan pengusaha bisa mempelajari cara untuk membangun dan mengembangkan website statis, dinamis, komersial (e-commerce), serta menganalisa website yang telah dikembangkan.

“Peluang teknologi digital untuk berkembang di Indonesia mesti dilihat. Dulu, kita hanya bisa punya satu toko yang mesti dijaga 24 jam dikali 7 hari dalam seminggu. Sekarang, kita bisa punya 10 toko yang enggak ada bentuk fisiknya dan bisa menghasilkan 10 kali lipat dibanding toko konvensional tadi,” katanya.

Biaya yang dibutuhkan untuk mengikuti kursus juga tak murah. Paket kelas untuk siswa dewasa dibandrol Rp 20 juta yang bisa diikuti selama 8 pekan.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhammad Hanif Dhakiri, sadar biaya untuk memperkaya skill pada era revolusi industri 4.0 itu tak murah. Oleh karena itu, pemerintah saat ini tengah mengkaji mekanisme pembiayaan pelatihan keterampilan pekerja agar dapat menguasai teknologi. 

Dua mekanisme yang tengah digodok yakni Skill Development Fund (SDF) dan Unemployment Benefit (UB). Pembiayaan pelatihan keterampilan, ia melanjutkan, masuk dalam skenario SDF yang rencananya diambil dari anggaran negara.


Sumber : KOMPAS.com

2/16/2018 , ,
Ilustrasi (Shutterstock)

Anda sudah mulai mudah lupa? Atau kesulitan me re-call poin-poin penting dalam rapat? atau diminta istri beli diapers yang terbeli malah pembalut?

Sama, saya juga pernah mengalaminya. Tapi ternyata ada cara gampang untuk mengurangi kebiasaan lupa ini.

Dua puluhan tahun yang lalu, ketika saya masih belajar di TPA (taman pendidikan Al-Quran) di masjid kampung, saya diam-diam berkompetisi dengan teman saya. Namanya sebut saja si Rus. Rus ini hafalan suratnya selalu lebih banyak dari saya. Saya baru hafal satu surah, dia sudah dua. Saya lalu tidak pernah bisa mengejarnya meski saya pikir saya sudah berusaha keras. 

Saya termasuk orang yang lebih senang membaca daripada berhitung waktu sekolah. Namun meski demikian kalau soal menghafal, sudah pasti si Rus lebih hebat dari saya dalam hal ini.

Mungkin memang otaknya lebih encer, begitu pikir saya waktu itu.  Pernah suatu kali ada ujian mata pelajaran kimia. Saya belajar semalam suntuk menghafal tabel periodik unsur. Pas ujian, blank! yang saya ingat gambar kapal (karena tabelnya saya corat-coret jadi kapal). Jeblok nilai Kimia saya.

Hal yang sama bisa terjadi saat kita mempersiapkan diri untuk presentasi atau wawancara kerja. Sudah mempersiapkan diri berhari-hari tapi sepertinya apa yang masuk di kepala tiba-tiba lepas hilang entah kemana.

Memang ada banyak teknik untuk meningkatkan daya ingat, menghafal. Misalnya metode Loci, yaitu menempatkan hal-hal yang ingin kita ingat pada tempat-tempat yang familier, misalnya rumah kita sendiri.

Metode lainnya adalah chungking ketika kita mengingat deret angka, misalnya sampai 9 deret. Lebih mudah mengingatnya dengan memecahnya menjadi 3 deret masing-masing 3 angka seperti kita menuliskan nomor handphone. Masih banyak metode-metode lain yang canggih.

Tapi ada satu metode yang kelihatannya sepele, sangat mudah diaplikasikan, dan yang paling penting sudah terbukti meningkatkan daya ingat dan kemampuan belajar. Setidaknya menurut para peneliti memori di Departement of Psychology,  University of Waterloo, Kanada.

Hasil penelitian ini berjudul ”This time it’s personal: the memory benefit of hearing oneself" yang terbit Desember 2017 di jurnal "Memory" oleh Noah D. Forrin dan Colin M. Mcleod.

Metode ini sekali lagi saya kasih tahu sangat..sangat mudah, bagaimana caranya? Ketika ingin belajar sesuatu atau mengingat sesuatu. Tuliskan lalu bacalah keras-keras tapi jelas. Nggak perlu terlalu keras juga sih, yang penting kita dengar suara kita sendiri dan lakukan berulang-ulang sesuka kita. Lalu? Sudah. Sudah? Iya sudah gitu aja. Gampang kan?

Metode untuk meningkatkan kemampuan memori ini diteliti bermula dari istilah psikologi memori "production effect". Apa itu? Memori dalam otak kita ibaratnya seperti gudang data, ada memori jangka pendek, data yang disimpan dekat dengan pintu gudang, lebih mudah diambil, tapi dibuang dalam jangka pendek.

Ada memori jangka panjang, data yang disimpan agak ke dalam, lebih jauh dari pintu gudang tapi lebih tahan lama. Dalam hal ini ketika kita mendapatkan informasi baru dan ingin mengingatnya, kemampuan memori untuk menyimpannya dipengaruhi oleh informasi-informasi lain yang bertebaran memasuki indera kita.

Bisa jadi kita langsung lupa karena informasi yang lebih baru langsung menghapus informasi sebelumnya sebelum sempat masuk dalam memori jangka panjang. Begitu seterusnya.

Nah, untuk mencegah hilangnya informasi baru, perlu dilakukan suatu upaya "belajar". Peneliti psikologi memori menyebutnya "production effect". Yaitu ketika otak memproduksi upaya belajar baru dari informasi yang baru saja diterima, bukan saja hal ini mencegah informasi lain menghapusnya, tapi juga memperkuatnya untuk masuk dalam memori jangka panjang.

Ibaratnya, efek ini tali yang akan mencegah informasi  keluar dari gudang data. Apa contoh "production effect" ini? Misalnya mencatat, mendengarnya berulang-ulang, atau menyanyikannya. Atau menggabungkan diantaranya, dicatat lalu dibaca sendiri keras-keras berulang-ulang, semakin sering semakin bagus.

Forrin dan McLeod membandingkan efektivitas mengingat dari empat kelompok subyek penelitian yaitu :  (1) Membaca dalam hati, (2) mendengarkan orang lain membacakan, (3) mendengarkan rekaman bacaan sendiri, dan (4) membaca sendiri dengan suara keras.

Hasilnya, kelompok 4, subyek yang membaca sendiri dengan suara keras menunjukkan kemampuan mengingat dan kemampuan belajar paling tinggi ketika diteliti dua minggu setelah penelitian pertama.

Kenapa bisa demikian? Peneliti menyatakan bahwa kombinasi kerja mulut, pita suara, gendang telinga menghasilkan "tali" yang kuat untuk memasukkan infomasi ke dalam gudang memori. McLeod menyebutnya "words engagement".

Saya lalu ingat-ingat lagi teman saya di TPA, si Rus ini selalu menghafalkan surah dengan membacanya keras-keras saat belajar, juga saat perjalanan dari rumah ke masjid, saat jeda shalat, bahkan bergumam-gumam sendiri saat main kelereng.

Saya belum mengecek apakah otaknya benar encer, tapi yang jelas si Rus dengan piawai sudah menggunakan "production effect" untuk menghafalkan ayat Al-Quran, dan terbukti berhasil. Saya pun ingin mencobanya dong. Apa benar bisa berguna. Jadi saya coba beberapa hari yang lalu untuk menghafal ayat Quran, dan hei..it's work bro!

Jadi dari percobaan sederhana yang saya lakukan sendiri beberapa hari belakangan, Teknik mempertajam daya ingat ini bisa disederhanakan sebagai berikut :

Tentukan informasi apa yang ingin Anda simpan dalam ingatan
Tuliskan informasi tersebut
Baca sendiri informasi tersebut keras-keras (di depan kaca juga boleh)
Ulangi
Ulangi lagi, dari hasil percobaan saya minimal 15 kali atau lebih

Selamat mencoba…


Sumber : KOMPAS.com (Forrin, N. D., and MacLeod, C. M. (2017) This time it’s personal: the memory benefit of hearing oneself. Memory. DOI: 10.1080/09658211.1383434)

2/16/2018 , , ,
Ilustrasi (shutterstock)

BEBERAPA tahun lalu, ketika saya sedang belajar (lagi) ilmu psikologi, saya diberikan tanggung jawab mendampingi seorang anak. Sebut saja namanya Budi.

Budi baru saja naik kelas tiga SMA, tetapi nilai-nilai akademiknya terus merosot sejak kelas dua. Pak kepala sekolah menugaskan saya mencari tahu sebabnya dan beliau mengatakan, apakah memungkinkan membantu Budi mengembalikan prestasinya.

Sebab, waktu kelas satu, nilai akademiknya tidak jelek. Saya pun mulai mempelajari latar belakang keluarga dan akademiknya melalui berkas-berkas yang ada di sekolah mengenai Budi.

Informasi verbal juga berusaha saya dapatkan dari kepala sekolah, wali kelas, dan guru lain yang pernah berinteraksi dengan Budi. Selain itu, saya juga kontak orangtuanya yang ada di seberang pulau sekalian minta izin pendampingan.

Untung orangtuanya cukup terbuka dan malah mendesak saya membantu mengembalikan prestasi anaknya.

Informasi yang saya dapatkan cocok dengan informasi dari sekolah. Orangtua juga mengatakan, Budi berubah menjadi pendiam sejak kelas dua SMA. Padahal, tidak sampai 10 bulan lagi Budi dan teman-teman seangkatannya harus mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.

Saya katakan orangtuanya kooperatif karena saya pernah melakukan pendampingan anak lain dan mendapati orangtuanya cuek sama sekali atau yang lain malah curiga terhadap saya. Duh....

Sebagai catatan, pendampingan psikologi untuk anak yang efektif hanya bisa terjadi jika kedua orangtua kompak. 

Setelah lengkap, saya baru mulai berkenalan dengan Budi. Seperti biasa, awalnya kaku. Budi ragu-ragu. Kesan pertama saat ngobrol memang anak ini sangat-sangat tidak percaya diri. Namun, saya tidak memaksakan diri. Kata orang Jawa, witing tresna jalaran saka kulina. Kepercayaan akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Konselor tidak boleh terburu-buru. 

Hampir sebulan Budi hanya ngomong sedikit, lebih banyak saya yang ngobrol ke sana-kemari. Dari obrolan-obrolan singkat itu, saya mendapati bahwa Budi suka main gim, saya install di komputer (PC karena belum punya laptop) gim seperti milik Budi.

Komputer saya ngos-ngosan ketika di-install gim first person shooter (FPS) berat itu, tetapi tak apa-apa yang penting bisa jadi bahan obrolan. Baru bulan kedua saya “diizinkan” mampir ke kosnya untuk main gim.

Kamar kos Budi tidak berantakan, malah cenderung rapi dan bersih. Namun, yang saya perhatikan adalah laptop dan sound system-nya yang canggih. Saya ngiler lihatnya. Baru pada bulan kedua itu, obrolan kami mulai lebih cair.

Budi mulai agak banyak bicara. Saya juga kenalan dengan beberapa anak yang satu lantai dengan kosnya.

Berdasarkan informasi dari Budi sendiri dan dari teman-temannya satu lantai kos, rupanya sejak kelas dua, Budi yang tinggal di kos sebelah sekolahnya ini sering di-bully (rundung) kakak kelasnya, baik di sekolah maupun di kosnya, baik secara verbal maupun fisik.

Saya sengaja tidak menggali bagaimana detail perundungannya. Perundungnya sudah lulus dan tidak lagi tinggal di kosnya. Budi saat kelas satu berprestasi dan lumayan percaya diri. Namun, berubah drastis 180 derajat menjadi pendiam, pemurung, penyendiri, dan pesimistis berat. Hampir tidak punya teman sama sekali.

Hanya teman seberang kamarnya yang kadang dia ajak ngobrol. Sejak itu, Budi juga tidak pernah bisa fokus belajar, nilai pelajarannya jadi amburadul. Waktu terbanyaknya dia habiskan di kamar. Main gim, tetapi Budi tidak sampai kecanduan. Kalau dibiarkan terus, kondisi depresif Budi dapat dipastikan akan lebih parah.

Setelah informasi lengkap, saya juga sudah “kuasai” lingkungan sekolah dan kosnya, baru bulan kedua pertengahan saya bisa menjalankan terapi saya. Saya menggunakan teknik cognitive behavioral therapy (CBT), terapi yang fleksibel, bisa dibuat simpel, tetapi efektif dan yang penting tanpa efek samping.

Saya juga mengajaknya rutin fitness lagi karena dulu waktu kelas satu Budi ternyata pernah jadi anggota klub fitness. Saya temani dia gabung di klub fitness kampus saya, yang ongkos daftar agak murah maksud saya. Namun, baru beberapa minggu, dia minta pindah di klub fitness kampus sebelah yang lebih lengkap peralatannya.

Saya pun setuju, tapi sambil meringis karena harus merogoh kantong tipis saya lebih dalam. Tapi tidak apa-apa. Apa boleh buat. Tadinya seminggu beberapa kali bisa traktir calon istri makan siang agak lumayan, jadinya traktiran dan ngobrol di kantin kampus aja. Untungnya calon istri saya itu  juga adik kelas saya, santai aja.

Tapi yang saya surprise, Budi mulai ada inisiatif. Padahal terapi saya belum juga berjalan seminggu.

Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dipopulerkan oleh Albert Ellis, psikolog senior dari Universitas Columbia dan Aaron T. Beck, professor psikiatri dari Universitas Pennsylvania dengan mengambil konsep-konsep behavioral Albert Bandura dan konsep-konsep kognitif Alfred Adler.

Kita bisa googling nama-nama tersebut untuk tahu akar teorinya. Intinya dalam CBT ini adalah perilaku (behavior)itu dipengaruhi oleh perasaan (feeling), sedangkan perasaan dipengaruhi oleh pikiran/kognisi (thought).

Jadi dengan teknik tertentu, apabila kita bisa mempengaruhi pikiran maka pada gilirannya akan bisa mengubah perilaku kita.

Menurut Beck (2011) pikiran-pikiran kita secara umum selalu mengalami distorsi. Distorsi ini normal dan terjadi pada siapa saja. Tapi bisa jadi karena pengaruh lingkungan distorsi itu bisa berlebihan.

Pikiran yang terdistorsi berat biasanya muncul secara konstan dan terus menerus sehingga mengantarkan seseorang mengalami depresi.

Beberapa contoh distorsi diantaranya :
  1. Over-Generalizing : Misalnya, karena suatu hal kita gagal mencapai sesuatu. Kita menganggapnya kita orang yang akan selalu gagal, tidak pernah bisa berhasil. Atau seseorang sedih karena putus pacaran, lalu menyimpulkan bahwa kehilangan itu akan menghancurkan hidupnya selamanya. Atau sebaliknya
  2. Mind Reading : Kita merasa bisa memastikan pikiran orang. “Ah pasti dia pikir saya bodoh”..”Ah pasti dia menganggap saya menyakitinya”. Padahal tidak ada bukti sama sekali orang itu menyatakan demikian.
  3. Catastophizing : Selalu memikirkan hasil yang terburuk. Seseorang yang akan belajar menyetir mobil, merasa menyetir akan sangat membahayakan karena bisa kecelakaan. Seseorang yang akan memulai usaha, tapi takut akan kehilangan semua modalnya.
  4. Fortune Telling : hal ini seperti “aku tahu pasti, aku tidak akan bisa mengerjakan soal itu” tanpa berusaha untuk mencoba. Atau karena sudah menjadi ahli dan berpikir “Aku tahu aku pasti bisa mengerjakannya”, lalu menjadi lengah, meremehkan, tidak belajar lagi.

Dalam CBT ini, prosesnya saya coba simplifikasi jadi semoga bisa dipraktekkan siapa saja. Sebelum terapi dimulai harus ada persetujuan dari semua pihak, baik Budi sendiri, pihak sekolah, dan orangtua. Sehingga proses terapi bisa berjalan lancar.

Pendampingan psikologis akan lebih sulit dilakukan dan lebih lama mencapai tujuannya apabila ada satu pihak saja yang kurang setuju, atau tidak kooperatif. Lebih-lebih bila pendampingan psikologi dilakukan untuk anak.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan goals. Tentukan tujuan bersama. Menurut saya belum terlalu perlu membahas lebih banyak soal kasus bully dan detailnya karena memang sudah tidak terjadi.

Kita lebih banyak memandang masa lalu yang positif untuk maju ke depan. Lalu saya dan Budi menentukan tujuan utama proses terapi ini adalah lulus UM (Ujian Masuk) UGM.

Sejak kelas satu Budi suka dengan pelajaran matematika dan fisika, dia pun ingin masuk fakultas teknik. Awalnya Budi ragu, tapi saya ingatkan kalau sebenarnya dia bisa. Buktinya waktu kelas satu pernah ikut semacam kompetisi atau olimpiade ilmu eksakta.

Hal yang kedua adalah, dalam setiap sesi yang diadakan sekali seminggu atau dua minggu sekali tergantung kebutuhan. Tujuan utama tadi dipecah menjadi tujuan-tujuan kecil dengan penugasan sederhana di setiap sesi yang nanti akan dievaluasi pencapaiannya di sesi berikutnya. Misalnya, menambah satu teman baru di tempat les.

Pada sesi berikutnya saya tanyakan beberapa hal detail mengenai teman barunya, apakah Budi sudah tahu namanya, sekolahnya di mana, rumahnya di mana, berapa bersaudara, dll.

Setiap minggu akan selalu ada tugas baru yang bertujuan menambah kepercayaan diri, berinisiatif, dan memulai pembicaraan. Tugas ini akan saya gali kalau gagal terlaksana, apa sebabnya, dan akan diulang lagi pada penugasan minggu berikutnya.

Pada setiap sesi saya akan melakukan mood check, perasaan apa yang muncul dalam seminggu dan dalam skala brapa 1 sampai 10.

Hal yang ketiga adalah, seperti saya sampaikan di poin kedua. Gunakan flashcard. Apa itu? Itu semacam kartu skala emosi untuk mengidentifikasi perasaan dan perkembangannya.

Setiap emosi, seperti takut, cemas, marah, senang, bingung, dan lain-lain dibuat skalanya 1 sampai 10. Apa masalah-masalah yang muncul dalam penugasan, dan bagaimana mengatasinya.

Saya biasanya selalu mendorong Budi berpikir sendiri bagaimana solusinya dan membantunya memonitor hasilnya.

Hal yang keempat adalah tetap fokus. Dalam perjalanan terapi yang berlangsung beberapa bulan. Pasti selalu ada hal-hal lain yang mengganggu. Misalnya, karena sudah agak pede. Budi ingin "nembak" cewek, nah ini saya akan usahakan untuk ditunda dulu sampai tujuan-tujuan kecilnya tercapai, dan tujuan besarnya beres. Jangan sampai hal-hal di luar tujuan utama nanti merusak proses terapi.

Hal yang terakhir, selalu tanyakan feedback atau umpan balik mengenai proses terapi. Perasaan terpaksa untuk mengikuti terapi, misalnya karena ditanyain terus sama orangtuanya mengenai perkembangan nilai pelajaran lalu membuat Budi tertekan, penting untuk diidentifikasi.

Sehingga konselor bisa mengingatkan orangtuanya untuk lebih bersabar, tidak membuatnya under pressure. Sehingga perkembangan tidak lagi ditanyakan langsung, tapi lewat saya.

Total waktu yang saya butuhkan cukup lama, karena proses building  rapport atau proses “perkenalan” juga tidak mudah, itu saja berlangsung dua bulan. Proses terapi berlangsung selama hampir enam bulan dengan sesi seminggu sampai dua minggu sekali.

Waktu itu terapi sudah beberapa bulan selesai, saya juga sudah lama pamitan dengan kepala sekolahnya.

Baru nongkrong di kampus tiba – tiba masuk sms (waktu itu belum ada whatsapp) di hape jadul saya. Saya lihat pengirimnya, dari Budi. “Mas…Alhamdulillah, saya keterima di Teknik Mesin UGM. Terima kasih banyak mas…” Khas Budi, sms-nya pendek-pendek, to the point.

“Sama-sama Budi...,” saya balas smsnya pendek juga, lalu saya tutup hape saya dan berjalan sambil senyum2 sendiri. Bahagia itu sederhana…


Sumber : KOMPAS.com (Beck, J.S. (2011). Cognitive behavior therapy: Basics and beyond (2nd ed.). New York, NY: Guilford Press)

2/08/2018 ,
Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2018 berlangsung 5 hingga 8 Februari 2018 di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pegawai Kemendikbud, Depok, Jawa Barat. (Dok. BKLM Kemendikbud)

Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2018 yang berlangsung 5 hingga 8 Februari 2018 merumuskan 22 rekomendasi dari lima isu strategis pendidikan dan kebudayaan.

Rekomendasi tersebut menjadi acuan bagi pemerintah pusat dan daerah serta komunitas pendidikan dan kebudayaan untuk bersama-sama menguatkan pendidikan dan memajukan kebudayaan, melalui komunikasi dua arah yang saling mendukung.

Lima isu strategis pendidikan dan kebudayaan yang menjadi pokok bahasan RNPK tahun ini adalah Ketersediaan, peningkatan profesionalisme, dan perlindungan serta penghargaan guru; pembiayaan pendidikan dan kebudayaan oleh pemerintah daerah; kebijakan revitalisasi pendidikan vokasi dan pembangunan ekonomi nasional; membangun pendidikan dan kebudayaan dari pinggiran; serta penguatan pendidikan karakter: sekolah sebagai model lingkungan kebudayaan.

Saat membuka RNPK 2018, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mengajak para pelaku pendidikan, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah berkolaborasi meningkatkan pelayanan pendidikan. 

“Sekali lagi, Saya mengajak kita semua untuk tidak terjebak dalam rutinitas. Sudah bertahun-tahun kita berjalan rutin tanpa sebuah pembaharuan. Buatlah terobosan, anak-anak kita tidak boleh ketinggalan ilmu dan teknologi,” katanya di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pegawai Kemendikbud, Depok, Jawa Barat, Selasa (6/2/2018), sebagaimana siaran pers yang diterima Kompas.com.

Ia menegaskan teknologi harus digunakan untuk memperkaya dan memperkuat kearifan lokal. "Jangan sampai kita kehilangan akan budaya kita," ujarnya.

Pada hari ketiga, Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan arahan terkait beberapa program prioritas pemerintah di bidang pendidikan. Seperti, revitalisasi vokasi dan pendidikan karakter, yang erat kaitannya dengan revitalisasi peran guru dan ketersediaan guru.

Peserta Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNBK) 2018 di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pegawai Kemendikbud, Depok, Jawa Barat. Kegiatan berlangsung 5 hingga 8 Februari 2018. (Dok. BKLM Kemendikbud)

Kalla mengatakan pemerintah berencana untuk kembali memenuhi kebutuhan tenaga pendidikan. Rencana itu berdasarkan kajian dan koordinasi dengan berbagai pihak.

"Kita lihat lebih banyak guru yang pensiun, daripada yang diangkat. Karena itu, Saya sudah bicarakan dengan Presiden dan beliau setuju untuk mengangkat kekurangan guru yang puluhan ribu itu," katanya, Rabu (7/2/2018).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, meminta seluruh kepala dinas untuk aktif memperjuangkan alokasi anggaran fungsi pendidikan dan kebudayaan sebesar 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Hal itu, kata dia, sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar 1945.

Seorang Guru Garis Depan Sahril Anci bertugas di SMP Negeri Momi Waren Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat. Ia merupakan satu di antara sekian banyak Guru Garis Depan angkatan pertama yang ditugaskan ke Papua Barat. (Dok. Sahril Anci)

Ia pun mengingatkan agar seluruh pegawai Kemendikbud dapat menjaga, meningkatkan kerja sama dan hubungan baik di antara unit-unit kerja yang ada. Selain itu, pegawai Kemendikbud mesti bisa menjaga hubungan baik dengan pemerintah daerah, baik tingkat kabupaten, kota, maupun provinsi.

“Supaya menghindari overlapping dan overloading. Saya kira hubungan konsultasi dan komunikasi harus selalu dilakukan dari masing-masing pihak,” kata Muhadjir.


Sumber : KOMPAS.com

2/03/2018 ,
Calon mahasiswa mencari informasi pendidikan tinggi dalam pameran pendidikan di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (2/2/2018) (KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI)

Berpendidikan tinggi tidak menjamin kamu bisa masuk dunia kerja. Persoalan mismatch atau ketidaksesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan industri menjadi salah satu pangkal soalnya.

Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri mengatakan, kompetensi yang tidak sesuai kebutuhan pasar kerja juga ikut menghambat.

Bahkan, sejumlah alumni penerima beasiswa pascasarjana Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) juga tak lepas dari persoalan itu. Selain tak sesuai kualifikasi, pengalaman kerja yang sama sekali tidak dimiliki juga menghambat lulusan kampus beken di luar negeri bisa masuk dunia kerja.

Saat Musyawarah Nasional Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPPTSI) medio 2017, Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Ali Ghufron Mukti mengatakan, relevansi lulusan perguruan tinggi terhadap kebutuhan tenaga kerja menjadi faktor penting dalam upaya mencegah sarjana menganggur.

Salah satu kendala yang dihadapi calon mahasiswa saat memilih jurusan di perguruan tinggi adalah tidak memahami bidang pekerjaan secara mendalam. Maka tak jarang, pelajar salah pilih jurusan pendidikan tinggi.

Agar terjebak dalam masalah seperti itu, ada baiknya kamu mengenali potensi dan minat sebelum menentukan jurusan di perguruan tinggi.

Sejak lahir, manusia dikaruniai bakat dan potensi yang unik. Kecerdasan alami yang dimiliki manusia tak hanya satu aspek, melainkan ada beragam yang biasa disebut multiple intelegences (kecerdasan jamak). Di antaranya kecerdasan verbal, musikal, spasial, dan logika.

Perlu dicamkan, setiap profesi yang nantinya kamu jalani perlu ditunjang kualitas kepribadian tertentu. Untuk itu, kamu perlu tahu bagaimana kemampuan adaptasi, daya tahan terhadap stres, stabilitas emosi, tingkat ketelitian, kecepatan kerja, motivasi diri.

Mahasiswa Universitas Pertamina tengah melakukan uji coba di laboratorium (KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI)

Mengapa itu dibutuhkan? Ada sejumlah pekerjaan yang memerlukan pribadi dengan daya tahan stres, stabilitas emosi, dan kemampuan beradaptasi yang cukup baik. Misalnya, dokter.

Dalam menjalani profesinya, seorang dokter harus mampu mengelola emosi dengan baik dalam menghadapi pasien maupun keluarga pasien. Selain itu, dokter juga mesti bisa beradaptasi dengan cepat bila ditugaskan di daerah terpencil. Oleh karena itu, bukan hanya kecerdasan intelektual yang bisa menjadi modal agar kamu bisa berprofesi sebagai dokter.

Masih ada lagi yang perlu diperhatikan, yakni minat kamu. Seseorang bisa mengerjakan tugas apa pun dengan sepenuh hati dan semangat membara bila melakukan hal-hal yang diminatinya. Nah, kamu perlu tahu apa minat tertinggi hingga minat terendahmu, sebagai dasar menentukan jurusan di perguruan tinggi.

Peran orang tua sangat dibutuhkan agar kamu bisa mengenali potensi, minat, dan kepribadian. Orang tua merupakan orang terdekat yang mengetahui tumbuh kembang seorang anak sejak dalam kandungan hingga duduk di bangku sekolah.

Orang tua mendapingi calon mahasiswa dalam mencari jurusan di perguruan tinggi yang sesuai dengan minat dan bakat pada pameran pendidikan di Hotel Pullman Jakarta, Kamis (2/2/2018). (KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI)

“Perlu pendampingan orang tua untuk mengarahkan pilihan yang tepat, supaya bakat dan minatnya sesuai dengan jurusan yang akan dipilih,” kata Client Assistant Tes Bakat Indonesia, Listia Qisthy di Jakarta, Kamis (2/2/2018).

Lalu bagaimana tiga hal itu bisa dikenali?

Sejumlah lembaga konsultasi psikologi menyediakan fasilitas tes potensi, minat, dan kepribadian bagi pelajar yang akan meneruskan jenjang studi yang lebih tinggi.

Tes tertulis akan diberikan untuk pelajar yang ingin mengetahui potensi, minat, serta kepribadiannya. Ketika hasil tes telah tersedia, kamu bisa berkonsultasi dengan psikolog untuk bisa menggali informasi lebih detail.

Tes psikologi tersebut juga bisa membantu para pelajar dan orang tua untuk memastikan agar proses belajar akan sangat terfokus.

“Sebaiknya kalau hanya berminat tapi tidak berbakat, tidak perlu dipaksakan. Kalau pilihannya sesuai bakat dan minat, maka mereka tentu akan berprestasi dengan jurusan kuliah yang diambil,” ujarnya.


Sumber : KOMPAS.com

6/12/2014
PRINCE DIPONEGORO

When Sultan Hamengkubuwono IV had a sudden death in 1822, Prince Menol who was just 3 years old, pointed to replace him by the Dutch agreement. Because he was still a child, a Custody Council was formed to accompany Sultan in governing. The Council was consisted of the consort of Sultan Hamengkubuwono III, Sultan’s mother (the consort of Sultan Hamengkubuwono IV), Prince Mangkubumi (the son of Sultan Hamengkubuwono) and Prince Diponegoro (the son of Hamengkubuwono III).

The members of the council were eliminated and replaced gradually by Patih Danurejo IV who was strongly in the Dutch side. The disappointment of the kingdom government, who was strongly influenced by the Dutch political, caused Prince Diponegoro spent a lot of time in Tegalrejo. Outside the palace, there was a big disappointment in most of proletarians, especially from farmers. It was caused by tax pressure and compulsory works, the King’s policy that was allowing land renting in foreign-private plantations. In addition, foreigners rented the aristocrats’ lands.

In such that difficult life, the proletarian had founded a way inside of Prince Diponegoro. It was shown when a disturbance was happened because of the making of a street through Tegalrejo land was not permitted by Diponegoro. The incident of the street stake installation in July 20th 1925 was not solved by both sides.

In the efforts of Prince Mangkubumi, Resident Smisaert invited Prince Diponegoro to come to the resident office but it was refused. As the result, Prince Mangkubumi was threatened because of his failure in softening Diponegoro. When Prince Mangkubumi was going to write some answers to Residen, the Dutch soldiers was on first attacking using cannon. With Mangkubumi, Diponegoro ran away through the side door. Houses, mosque, and his properties were burned out. Afterwards, Diponegoro concentrated on his defense in Selarong.

The supports for Diponegoro’s struggle had become wider, not limited to farmers and princes but a lso to the te achers of islam. They joined altogether included a great teacher of islam Kyai Mojo and Sentot Alibasyah Prawirodirdjo, an aristocrat who had become as the main commander soon. General de Kock had sent letter to Diponegoro two times, dated August 7th 1825 and August 14th 1825 to offer a piece. Those offers were not responded. Then, the Dutch rewarded 20.000 ringgits to anyone who could catch Diponegoro dead or alive. The Dutch efforts were failed because the proletarian were still loyal to their leader.
In every battle, like in Kedu, Kulon Progo, Gunung Kidul, Sukowati, Semarang, Madiun, Magetan and Kediri the Dutch had not got any good progress.

Apparently, the Dutch realized the loyalty oh the people to their leader whom they considered as the reincarnation of Ratu Adil or Erucakra. Because of that, in 1827 the tactic “stelsel fort” was applied. In every area where the Dutch had a full power, a fort was built which was connected with the previous fort by the street infrastructure, supplies, and a regular soldier patrol. This strategy brought a progress such as several commanders like those that Sentot Alibasyah and Prince Mangkubumi were captured. Nevertheless, the struggle of Diponegoro was kept on going and had grown some antipathies from the people to the Dutch Government.

Then, General de Kock started another strategy called “negotiation table” by inviting Diponegoro in negotiating. Secretly, he instructed his soldiers if the negotiation was failed then Diponegoro must to be captured. As the prediction before, the Prince refused the regulations from the Dutch. As a result, in 28th of March 1830, the warrior from Tegalrejo was captured and sent into exile in Manado. A few later on, he was sent to Ujungpandang until he died on January 8th 1855.

By Abdul Khalil

6/12/2014 ,
Tujuan dari yayasan ini adalah turut berperan serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat UUD 1945 dengan membentuk unit persekolahan formal, nonformal dan informal.

Pada awal berdirinya, telah dibentuk Sekolah Menengah Atas (SMA) YAPIP Makassar dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) YAPIP Makassar yang semuanya berkedudukan di Sungguminasa Kabupaten Gowa. Selanjutnya membentuk sekolah-sekolah di kecamatan lain di Gowa bahkan di Kabupaten lain di Sulawesi Selatan seperti di Kab. Jeneponto.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, beberapa dari sekolah YAPIP tersebut justru menjadi cikal bakal sekolah negeri, seperti SMA YAPIP di Malino dan beberapa sekolah lainnya tidak mampu bertahan akibat manajemen yang kurang sesuai.

Dengan munculnya sekolah-sekolah baru yang dibentuk oleh Pemerintah, membuat pihak Yayasan harus mampu bersaing dalam meningkatkan kualitas sekolah. Pengembangan sarana belajar mengajar menjadi suatu keharusan untuk dilaksanakan seperti pembaharuan ruang kelas, pengembangan laboratorium komputer, bahasa dan IPA, TV Edukasi, Schoolnet, perpustakaan, musallah, lapangan olahraga, kantin dan juga peningkatan kualitas Guru dan tenaga kependidikan dalam melayani siswa.

Saat ini YAPIP MAKASSAR membina TK yang berlokasi di Kec.Pallangga, SMP, SMK dan SMA di Sungguminasa.
By Abdul Khalil

SMA YAPIP MAKASSAR SUNGGUMINASA

{facebook#https://www.facebook.com/100012173117216} {twitter#https://twitter.com/schoolyapip/} {google-plus#https://plus.google.com/u/0/110901565791389610503} {pinterest#https://id.pinterest.com/mkssungguminasa/} {youtube#https://www.youtube.com/channel/UC-S_QsY5fXShgK_uu5-ezzw} {instagram#https://id.instagram.com/}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget